Kolom Investasi Kerjasama

Selamat Datang Dan Berbagi Ilmu Pengetahuan

Salam kunjung!

Dengan mengunjungi Blog saya, saya berharap anda kan tumbuh jiwa wirausaha baru sehingga tercipta lapangan kerja baru yang tangguh dan berjaya di bumi pertiwi INDONESIA, meski pemerintah kita belum siap untuk konsisten menjalankan pemberdayaan sejati yang berbasis Output/ Hasil nyata dari program yang diterapkan dan berpaku pada laporan / data belaka.

Salam Enterpreneur Sejati!!

Minggu, 28 Maret 2010

lapTopper





Senin, 22/3/2010 | 08:27 WIB

KOMPAS.com - Indonesia memang negara yang kaya, termasuk bicara peluang usaha dan ide kreatif pebisnis lokalnya. Bahkan alas laptop yang pernah ditemui di era 60-an di luar negeri, lalu menghilang, kemudian hadir di pasar Indonesia. Kini, dunia pun menyambut brand lokal lapTopper.

Perkenalan awal pada akhir 2007, dengan menjual 50 item lapTopper di Cilandak Town Square, tak disangka menjadi titik awal membludaknya pesanan. Sejak konsumen lokal mengenalnya awal 2008, lapTopper terus menjelajah pasar. Pameran di Singapura pada 2009 menjadi terobosan menembus ekspor. Sejumlah 50 item memancing pesanan berjumlah ratusan pada pameran berikutnya.

Jika pernah ada produk serupa dengan bahan plastik, Juananda Sutan Assin dan suaminya, Ramelan Kosasih, mengenalkan lapTopper dengan alas meja berbahan kayu. Kualitas produknya diakui dunia internasional. Produk asli Indonesia ini sudah beredar di Australia, Brunei Darussalam, Malaysia, bahkan Mesir, selama dua tahun terakhir.

Karakter lapTopper sangat mudah dikenali, dan brand ini sudah melekat kuat saat konsumen melihatnya. Fiturnya terdiri atas bantalan yang nyaman digunakan untuk memangku berapa pun ukuran laptop Anda. Bentuk yang umum adalah seperti huruf U yang terasa pas di pinggang.

Lalu ada bantalan berisi butiran styrofoam yang membuat meja mungil laptop lebih fleksibel dengan apa pun permukaannya seperti di tempat tidur, pangkuan Anda, dan lantai sekalipun. Bahan katun yang membungkus bantalan juga memiliki variasi desain yang unik dan menyesuaikan karakter si empunya. Warna, motif, dan bahkan bahan berdasar batik bisa menjadi pilihan personal.

Desain kayu penyangga juga bisa disesuaikan dengan permintaan, seperti dicetak dengan foto keluarga, atau foto kenangan bersama sahabat. Ukuran tersedia dalam 3 pilihan, yakni S (40 x 30 cm), M (40 x 50 cm), dan L (40 x 60 cm). Bentuk dan motif kayu juga beragam, bahkan ada tambahan kipas yang membantu sirkulasi udara laptop.

Nana, panggilan Juananda, memang mengambil peran penting dalam kontrol kualitas produk. Pemilihan motif, desain, dan bentuk lapTopper, juga melibatkan perannya langsung.

"Bicara desain dan bahan sangat berhubungan dengan taste. Termasuk dalam pemilihan motif dan warna, taste sangat berperan sekali. Tentu saja dengan melihat juga kebutuhan konsumen," papar Nana kepada Kompas Female.

Kejelian melihat tren desain motif dan kebutuhan pelanggan memang menjadi kunci kesuksesan lapTopper. Menurut Nana, produknya memenuhi semua karakter maskulin dan feminin. Segmen pasar pun beragam mulai anak-anak hingga dewasa.

Meski fungsi utamanya adalah sebagai meja laptop yang mobile, lapTopper juga punya fungsi lain seperti alas meja untuk makan, menulis saat di kendaraan, dan lainnya.

Produk multifungsi yang muncul kembali dengan desain apik ini nyatanya berhasil menggaet minat. Produksi sebulan bisa mencapai 2.000 item. Permintaan terus bertambah, seiring terbukanya peluang kerjasama dengan sistem agen, reseller, konsinyasi di sejumlah toko dan sistem penjualan online.

Konsinyasi di lebih dari 10 toko, termasuk Gramedia Grand Indonesia atau Office 2000, mencatatkan pemesanan total 300 - 500 produk tiap bulannya. Belum lagi pesanan dari tiga agen di luar negeri. Sistem reseller menerapkan sistem beli putus dengan minimun order 100 item. Reseller tersebar di Jogjakarta, Balikpapan, Bandung, dan Lampung. Nana mengaku masih banyak kota yang belum tergarap meski berpotensi untuk mengembangkan produknya.

Omzet lapTopper bisa mencapai Rp 100 juta hingga 200 juta per bulan. Harga jualnya bervariasi tergantung ukuran, mulai dari Rp 195.000, Rp 250.000, dan Rp 285.000.

Produk bernilai guna dengan desain personal bukan satu-satunya faktor penglaris. Pelayanan, jejaring, dan hubungan baik dengan pelanggan, agen serta relasi bisnis, menjadi kunci penting lain yang melanggengkan bisnis ini.

Layanan antar juga disediakan gratis bagi pembeli di Jakarta Selatan. Di luar itu ada tambahan biaya pengiriman Rp 20.000. Untuk luar kota atau luar negeri, biaya pengiriman ini menyesuaikan kebutuhan.

Nana mengaku tak perlu membuka toko untuk mensukseskan bisnisnya. Menjalin mitra dengan toko atau melalui sistem yang dibangun saat ini lebih membawa manfaat bagi banyak pihak.

Workshop dan kantor di kawasan Lebak Bulus menjadi satu-satunya pusat produksi dan pemasaran. Kini ia didukung total 12 karyawan dan ahli pembuat meja kayu freelance yang jumlahnya mencapai 20 orang.

"Kapasitas ruang juga sudah mulai tak cukup dan perlu dikembangkan lagi ke depannya," ujar Nana yang sepertinya mulai bersiap meningkatkan kapasitas. LapTopper memang menyasar pasar potensial di sejumlah kota.

lapTopper:
Jl. Karang tengah I no 10 Lebak Bulus, Jakarta Selatan 12440. Telp. 021.75816340, Fax. 021.75816341.
thelaptopper@gmail.com
http://www.laptopperonline.com

C1-10

Editor: din

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran, Kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan informasi