Kolom Investasi Kerjasama

Selamat Datang Dan Berbagi Ilmu Pengetahuan

Salam kunjung!

Dengan mengunjungi Blog saya, saya berharap anda kan tumbuh jiwa wirausaha baru sehingga tercipta lapangan kerja baru yang tangguh dan berjaya di bumi pertiwi INDONESIA, meski pemerintah kita belum siap untuk konsisten menjalankan pemberdayaan sejati yang berbasis Output/ Hasil nyata dari program yang diterapkan dan berpaku pada laporan / data belaka.

Salam Enterpreneur Sejati!!

Minggu, 28 Maret 2010

Memberi Privasi Lewat Celemek Menyusui




Sabtu, 13/2/2010 | 16:54 WIB

KOMPAS.com - Konsep Amati Tiru Modifikasi (ATM) dalam berbisnis terbukti berhasil membawa peruntungan bagi banyak pengusaha. Begitu pun yang terjadi pada Mamita, merek nursing apron (celemek menyusui). Mamita diambil dari bahasa Spanyol yang berarti little mama, atau sebut saja ibu muda.

Lala Sirat (31) bersama adiknya, Sasha Sirat (24), membangun bisnis nursing apron sejak 2007, diawali dengan keinginan berbagi rasa nyaman atas privasi ibu menyusui.

Pengalaman Lala saat memberikan ASI eksklusif dengan menggunakan nursing apron menjadi ide bisnis menarik. Saat itu belum ada produsen lokal yang menyediakan produk semacam ini. Sekalipun sejumlah ibu menggunakannya, celemek menyusui itu didapatkan dari luar negeri. Menyediakan produk lokal tak jadi satu-satunya alasan bagi Lala. Perbedaan iklim di Amerika (negeri produsen nursing apron), menjadi alasan lain berkembangnya bisnis ini.

"Nursing apron dari luar berbahan lebih tebal karena menyesuaikan suhu di sana yang lebih dingin. Jika produk impor tersebut digunakan di Indonesia menjadi kurang nyaman untuk bayi," papar Lala kepada Kompas Female.

Iklim tropis di Indonesia mendatangkan peruntungan bagi Lala. Sejak 2007, bermodalkan Rp 1 juta Lala mulai memproduksi celemek menyusui dengan bahan lokal. Bahan katun lebih banyak digunakan untuk memberikan rasa nyaman untuk si bayi.

"Awalnya untuk penggunaan pribadi. Lantaran sering digunakan saat kumpul bersama teman, akhirnya satu persatu mulai banyak yang pesan," kisah Lala.

Bermula dari pesanan pertemanan inilah, Mamita berkembang menjadi brand celemek menyusui asli Indonesia dengan penjualan sebanyak 50 - 100 produk per bulannya. Saat ini Mamita memiliki tiga jenis produk yakni nursing apron, sling (selendang gendongan), dan BIB (celemek bayi).

Konsep bisnis ATM lebih jauh berkembang menjadi pengembangan produk yang saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan segmen perlengkapan bayi.

Kreativitas Lala yang memiliki latar belakang fashion stylist pun mendukung penuh bisnisnya. Variasi motif dan warna terus dikembangkan demi memenuhi sebanyak mungkin keinginan pelanggan. Jika bicara desain, mungkin tak banyak pengembangan. Karena produk sarat manfaat ini memang cukup sederhana.

"Untuk apron ada dua model, yakni jaring buka dan jaring tutup. Mamita memberikan pilihan untuk ibu muda maupun yang berpengalaman. Biasanya ibu muda atau pemula lebih menyukai jaring tutup karena masih belum terbiasa menggunakannya," jelas Lala.

Modifikasi sistem penjualan
Jika Lala mendorong penjualan dengan berinovasi pada ragam motif dan warna, Sasha fokus pada pemasaran produk dengan mencermati kebutuhan pasar.

Pengusaha muda ini mengaku menikmati berbisnis dengan segmen pasar yang potensial. Apalagi, menjual celemek menyusui sama artinya dengan mendukung program ASI eksklusif yang tentunya positif untuk tumbuh kembang anak.

Media internet menjadi sarana pemasaran andalan bagi Mamita. Selain itu ia juga menjualnya di toko bayi di Jakarta dengan sistem konsinyasi dan melalui pameran atau bazar di berbagai event, termasuk kegiatan AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia).

Menurut Sasha, penjualan melalui toko bayi bisa mencapai 20 items per bulan. Sedangkan dalam bazar, penjualan lebih tinggi bisa mencapai 70 items hanya dalam tiga hari.

Untuk memenuhi permintaan ini, Mamita bersinergi dengan konveksi dalam proses produksinya. Tentu saja kontrol produksi ada dalam pengawasan Lala yang lebih fokus pada quality control.

Dengan kualitas teruji, tak butuh waktu lama untuk mengembangkan produk Mamita. Enam bulan sejak pertama kali mengenalkan produknya, celemek menyusui Mamita tersedia dalam kemasan cantik untuk berbagai kebutuhan, sebagai kado misalnya. Belakangan, tawaran dari department store di Jakarta yang ingin menjalin kerjasama mulai bermunculan.

Sistem reseller juga menjadi cara berjualan lainnya. Syaratnya tentu saja kepercayaan, lalu calon reseller harus mengisi formulir, pesanan minimal 1 lusin per produk, uang muka 50 persen, dan sisa uang dibayarkan saat barang siap dikirimkan.

Produk simple multifungsi
Pangsa pasar yang terus meluas tak lepas dari fungsi produk yang multiguna. Celemek menyusui tak sekadar untuk menutupi area pribadi sang bunda saat menyusui. Tak juga sekadar melindungi bayi dari gangguan luar saat asik menikmati asupan gizi paling alami.

"Apron bisa berfungsi sebagai alas atau selimut. Dan dari segi kegunaan tak hanya menutupi area privasi ibu saat menyusui namun juga saat ibu bekerja ingin memompa ASI dengan cara lebih higienis," papar Lala.

Biasanya ibu menyusui, terutama yang bekerja, terkendala saat ingin memompa ASI. Tak semua kantor atau mal menyediakan nursing room. Toilet yang sebenarnya tidak higienis menjadi satu-satunya pilihan. Padahal hanya dengan celemek, ibu bisa lebih leluasa memompa ASI. Menurut Lala, sang bayi pun menyenangi celemek ini, lantaran ia tahu waktunya menyusu sudah tiba, kegiatan yang paling disukainya.

Untuk produk multifungsi ini Mamita memasang banderol Rp 85.000, untuk sling mulai Rp 100.000, dan celemek bayi Rp 40.000.

Info produk:
http://mamita4info.multiply.com

C1-10

Editor: din

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran, Kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan informasi